
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah lempeng Eurasia atau populer disebut gempa dalam lempeng memicu gempa 5,3 magnitudo di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
“Intra-slab earthquake atau gempa dalam lempeng ini memiliki pergerakan geser turun,” kata Direktur Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Kamis malam.
Dia menjelaskan bahwa gempa itu terdeteksi berada di laut dengan kedalaman 84 kilometer pada jarak 50 kilometer dari arah barat daya pantai barat Sumatera di Tapanuli Tegah, Sumatera Utara.
Getaran gempa dirasakan mengguncang sejumlah daerah beberapa saat dengan skala intensitas II- IV MMI; mulai dari Doloksanggul, Pandan, Sibolga dan Sarudik, Sidikalang dan Gunung Sitoli dan daerah Nias Selatan – Nias Utara, Sumatera Utara.
BMKG memastikan berdasarkan analisa seismologis gempa tersebut dipastikan tidak berpotensi tsunami.
Hingga saat ini juga belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi dengan kekuatan menengah tersebut, dan BMKG juga belum mendeteksi ada gempa susulan setidaknya sampai pukul 23:00 WIB.
BMKG mengimbau masyarakat untuk memeriksa dan memastikan kembali bangunan tempat tinggal tidak ada kerusakan akibat getaran gempa sebelum kembali memasukinya.
Selain itu kewaspadaan juga mesti ditingkatkan seraya tetap mengikuti pedoman dari pemerintah setempat, dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya sampai hasil analisa peristiwa menyeluruh dilaporkan oleh BMKG.
Hasil analisa tersebut biasa didapatkan masyarakat dengan cara mengakses aplikasi daring infoBMKG, media sosial infoBMKG, atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat di Tapanuli, Sumatera Utara.