
Koperasi Kelurahan Merah Putih Banyuanyar, Solo, Jawa Tengah berharap agar skema bisnis konsinyasi, sebuah model kerja sama ketika barang disiapkan langsung oleh BUMN dan dibayar setelah laku terjual, bisa dilanjutkan guna mengatasi keterbatasan modal.
Pengurus Koperasi Kelurahan Merah Putih Banyuanyar Sri Mulyani, saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Rabu, mengatakan saat ini koperasi tersebut tidak bisa memesan barang dalam jumlah barang karena keterbatasan dana.
Menurut Sri, pada awal peluncuran, koperasi mendapatkan dukungan pasokan barang dari berbagai BUMN seperti Bulog, ID Food, Pertamina, dan Pupuk Indonesia. Skema konsinyasi yang diterapkan saat itu memungkinkan koperasi untuk menjual barang tanpa perlu membeli stok terlebih dahulu.
“Tapi setelah itu, skema konsinyasi hanya berlaku untuk mock-up (percontohan) kemarin. Jadi kami itu masih terkendala dalam pengadaan barangnya,” kata Sri Mulyani.
Sri menuturkan koperasi yang kini memiliki sekitar 70 anggota ini masih bergantung pada modal awal dari simpanan wajib dan pokok anggota yang jumlahnya masih kecil. Dengan skema konsinyasi, koperasi sempat mendapatkan keuntungan sekitar Rp1 juta pada Juli lalu.
“Kami pikir kalau skema konsinyasi ini berlangsung sampai enam bulan, kami bisa punya modal cukup untuk beroperasi secara mandiri,” ujar Sri.
Namun, sekarang koperasi harus menyiapkan dana sendiri untuk memesan barang. Kondisi ini menjadi kendala besar, terutama untuk komoditas seperti pupuk dan LPG yang membutuhkan modal besar.
“Kalau kami mau order lagi, kami harus menyiapkan dana. Kami agak bingung karena dananya masih belum cukup,” ujarnya.
“Katakanlah ada uang sekitar Rp3 juta. Kami bingung mau dibelikan apa dulu. Kayak pupuk itu kemarin mau dikirim 8 ton, tetapi kami enggak ada uangnya kalau segitu,” katanya lagi.
Koperasi Kelurahan Merah Putih Banyuanyar saat ini memiliki empat gerai yang terdiri dari gerai sembako, LPG, kios pupuk, dan apotek desa.
Meski menghadapi tantangan, komoditas yang dijual koperasi seperti bahan pokok dan pupuk, menurut Sri, tetap sangat diminati oleh masyarakat dan UMKM setempat karena harganya terjangkau.
ANTARA telah mencoba meminta tanggapan dari Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi dan Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono terkait kondisi ini, namun belum ada jawaban.
Berdasarkan data dari situs resmi merahputih.kop.id, saat ini terdapat 81.500 desa atau kelurahan yang telah membentuk Koperasi Merah Putih. Dari jumlah tersebut, 8.224 koperasi sudah memiliki setidaknya satu gerai, dengan jumlah keseluruhan gerai koperasi yang aktif sebanyak 11.376 gerai.